Pelaku Bom Bunuh Diri Di Gereja Bethel Indonesia Sepenuh (GBIS) Solo |
Foto Yosepa . Wajah pria tersebut sangat mirip dengan foto laki-laki yang diduga merupakan pelaku bom Solo.
Foto tersebut dilansir oleh Reuters, Senin . Sekali pandang saja, dilihat dari bentuk muka, sudah bisa terlihat laki-laki tersebut sangat mirip dengan foto Ahmad Yosepa yang fotonya yang masuk dalam daftar 10 DPO Polri.
Kemiripan pertama terlihat pada dua tanda hitam di kening. Yosepa memiliki dua tanda hitam di keningnya. Begitu juga dengan pelaku bom Solo. Letak tanda berwarna hitam juga sangat mirip.
Selain dua tanda tersebut, kemiripan juga terlihat dari bentuk dahi dan bentuk alis. Dahi Yosepa yang lebar sama persis dengan dahi pria yang telah melakukan bom bunuh diri dan mengakibatkan sejumlah orang luka-luka tersebut. Alis keduanya juga sama-sama tebal.
Hal yang sangat mirip juga terlihat di bentuk hidung. Hidung Yosepa sangat mirip dengan hidung pria yang diduga sebagai pelaku bom Solo tersebut. Yosepa memiliki hidung melebar di bagian bawah, sama persis dengan pembom Solo.
Kemiripan lainnya dapat dilihat dari bentuk bibir. Yosepa dan pria yang diduga terkait jaringan Cirebon ini sama-sama memiliki bentuk bibir tebal dan lebar. Namun pria di foto pelaku tampak sedikit lebih bengkak.
Bom yang meledak di Solo hanya berjarak 5 bulan dari aksi serupa di Cirebon. Patut diperhatikan rentetan aksi yang hanya dalam hitungan bulan. Yang penting juga diwaspadai jaringan ini begitu cepat merekrut pengebom bunuh diri atau 'pengantin'.
Ini hanya 5 bulan, bom Cirebon April dan sekarang ini Solo Septemner. Ini dalam waktu 5 bulan mampu menciptakan 1 pengantin
Pemerintah harus segera mencari tahu penyebabnya. Namun bila diurut sebenarnya akar persoalan tidak jauh dari bara konflik berbalut agama di sejumlah wilayah.
"Pemantiknya kasus Ambon yang juga belum bisa diselesaikan," terang Noor Huda.
Karena itu dia berharap, pemerintah bisa segera menyelesaikan sisa-sisa konflik ini dengan tuntas. Banyak orang dari kelompok pelaku yang melihat orang Islam masih belum diberi keadilan.
"Yang paling penting, ini banyak orang yang niatnya jihad sudah mau ke ubun-ubun, dan pemerintah masih melihat konflik-konflik di Ambon, dianggap sebagai kriminal biasa. Sebetulnya harus ada penegakan hukum di daerah konflik. Penyelesaian konflik selama ini tidak tuntas," tutur Noor Huda.
Bom meledak di Gereja di Kepunton Solo pada Minggu (25/9) siang. Pelaku yang melakukan bom bunuh diri tewas di tempat, sejumlah jemaat gereja mengalami luka-luka.
Sedang ledakan di Cirebon terjadi pada April lalu. M Syarif melakukan aksi bom bunuh diri di masjid di Mapolresta Cirebon saat hendak salat Jumat. Syarif tewas dan motifnya diduga sebagai balas dendam terhadap kepolisian. Relate Post
0 comments:
Post a Comment